Peribahasa Yang Bermula Dengan Huruf "A"
01. Ada air, adalah ikan.
Maknanya: Ada negeri tentulah ada rakyatnya.
02. Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang.
Maknanya: Kasih sayang hanya waktu berhadapan saja, setelah berjauhan lalu dilupakan.
03. Ada angin, ada pokoknya (pohonnya).
Maknanya: Segala sesuatu mestilah ada asal mulanya.
04. Ada bangkai, adalah hering.
Maknanya: Ada perempuan jahat, adalah lelaki jahat yang mengunjunginya.
05. Ada batang mati, adalah cendawan tumbuh.
Maknanya: Di mana juga kita tinggal, akan ada rezeki kita.
06. Ada batang, cendawan tumbuh.
Maknanya: Tiap-tiap negeri ada undang-undang dan adat resamnya masing-masing.
07. Ada beras, taruh dalam padi.
Maknanya: Rahsia hendaklah disimpan baik-baik.
08. Ada biduk, serempu pula.
Maknanya: Tidak puas dengan apa yang sudah dimiliki.
09. Ada bukit, ada paya.
Maknanya: Ada baik, ada jahat; ada miskin, ada kaya.
10. Ada gula, ada semut.
Maknanya: Di tempat orang mudah mendapat rezeki, banyaklah orang berkumpul.
11. Ada hari, ada nasi.
Maknanya: Asal masih hidup, tentu akan beroleh rezeki.
12. Ada hujan ada panas, ada hari boleh balas.
Maknanya: Perbuatan jahat itu sewaktu-waktu akan mendapat balasan juga.
13. Ada jarum hendaklah ada benangnya.
Maknanya: Tiap-tiap suatu itu ada pasangannya.
14. Ada kerak, ada nasi.
Maknanya: Tiap-tiap suatu kejadian itu tentu ada bekasnya.
15. Ada laut, ada perampok.
Maknanya: Tiap-tiap suatu itu ada pasangannya.
16. Ada nasi (bernasi) di balik kerak.
Maknanya: Masih ada sesuatu yang belum diselesaikan atau belum diperhatikan.
17. Ada nyawa ada rezeki.
Maknanya: Asal masih hidup, tentu akan beroleh rezeki.
18. Ada padang, ada belalang.
Maknanya: Ada negeri tentulah ada rakyatnya.
19. Ada padi masak, adalah pipit.
Maknanya: Di tempat orang mudah mendapat rezeki, banyaklah orang berkumpul.
20. Ada padi semua kerja jadi, ada beras semua kerja deras.
Maknanya: Orang yang mampu (kaya, berilmu) segala maksudnya mudah tercapai.
21. Ada padi, segala menjadi.
Maknanya: Orang yang mampu (kaya, berilmu) segala maksudnya mudah tercapai.
22. Ada pasang surutnya.
Maknanya: Untung dan malang tidak tetap.
23. Ada persembahan ada kurnia.
Maknanya: Berbuat baik dibalas baik.
24. Ada rotan, ada duri.
Maknanya: Dalam kesenangan tentu ada kesusahannya.
25. Ada rupa, ada harga.
Maknanya: Harga barang menurut rupanya (keadaannya).
26. Ada sampan hendak berenang.
Maknanya: Sengaja bersusah payah.
27. Ada seperti tampaknya apung-apung.
Maknanya: Barang yang dihajati telah ada tetapi belum tentu dapat diambil atau dipakai.
28. Ada sirih hendak makan sepah.
Maknanya: Ada yang baik, hendakkan yang buruk.
29. Ada tangga hendak memanjat tiang.
Maknanya: Berbuat sesuatu dengan tidak menurut aturan.
30. Ada ubi ada batas, ada masa boleh balas.
Maknanya: Perbuatan jahat itu sewaktu-waktu akan mendapat balasan juga.
31. Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.
Maknanya: Berbuat baik dibalas baik, berbuat jahat dibalas jahat.
32. Adat periuk berkerak, adat lesung berdedak.
Maknanya: Tiap-tiap usaha memerlukan ketabahan dan kerajinan.
33. Adat pulau limburan pasang.
Maknanya: Adat hidup ialah bantu-membantu, yang kaya membantu yang miskin dan yang berilmu membantu yang bodoh, yang berkuasa melindungi yang lemah.
34. Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung (betung = Sejenis buluh besar).
Maknanya: Segala perbuatan ada adat dan peraturannya masing-masing.
35. Adat teluk timbunan kapal.
Maknanya: Orang yang berpangkat atau berpengaruh biasanya menjadi tempat tumpuan orang mengadukan halnya.
36. Adat tua menahan ragam.
Maknanya: Orang tua-tua terpaksalah menahan (menderita) berbagai-bagai godaan yang tak menyenangkan hati kerana perbuatan anak cucunya yang tiada berjalan di atas kebenaran.
37. Adat yang kawi, syarak yang lazim (kawi - kuat, sakti).
Maknanya: Adat kebiasaan merupakan undang-undang yang berlaku dalam pergaulan dan hukum-hukum agama merupakan undang-undang negeri yang berjalan seiring.
38. Adat yang menurun, syarak yang mendaki.
Maknanya: Adat dapat menuju kerendahan dan tidak sanggup menghadapi pergolakan masa, tetapi syarak menuju ketinggian dan dapat mengatasi segala gerakan yang menentangnya.
39. Agak lebih daripada agih.
Maknanya: Banyak bicara, sedikit kerja.
40. Agak-agak bertutur malam hari.
Maknanya: Mesti selalu beringat-ingat ketika memperkatakan sesuatu.
41. Agih-agih kungkang (kungkang = kera kecil).
Maknanya: Terlampau murah hati atau suka memberi, hingga menderita kesusahan sendiri.
42. Agung susut, pongah masih (agung - besar; pongah - angkuh).
Maknanya: Kebesaran sudah hilang, tetapi keangkuhannya masih ada juga.
43. Air beriak tanda tak dalam.
Maknanya: Banyak bercakap tanda tiada berilmu.
44. Air besar sampan tak hanyut.
Maknanya: Maksud tidak tercapai.
45. Air besar, batu bersibak (sibak - cerai, menepi).
Maknanya: Saudara dan sahabat berpecah-belah apabila timbul perselisihan besar.
46. Air cucuran atap, jatuhnya kepelimbahan (pelimbahan - tempat air yang kotor).
Maknanya: Sesuatu itu, meskipun sedikit, akan menurut asalnya juga.
47. Air dalam karang menonggok, setanggi campur kemenyan , gula tertumpah pada kanji (menonggok - melonggok, menimbun).
Maknanya: Usaha yang berhasil baik.
48. Air dalam terenang (terenang - tempat air daripada tanah liat).
Maknanya: Hidup yang tenang dan tenteram.
49. Air dalam, berenang (berkumbah); air dangkal, bercebok (kumbah - mencuci dalam air).
Maknanya: Sesuaikanlah perbelanjaan menurut keadaan penghasilan kita.
50. Air di daun keladi.
Maknanya: Memberi nasihat dan ajaran yang sia-sia.
51. Air di tulang bumbungan, turunnya ke cucur atap. Maknanya: Sesuatu itu, meskipun sedikit, akan menurut asalnya juga.
52. Air dicencang tiada putus.
Maknanya: Dua orang yang bersaudara tidak dapat dipisahkan oleh perselisihan.
53. Air didih menganak sungai.
Maknanya: Hiburan yang sangat mewah.
54. Air digenggam tiada tiris.
Maknanya: Sangat berhati-hati mengeluarkan wang.
55. Air diminum sembiluan (sembiluan - rasa pedih seperti dihiris dengan sembilu).
Maknanya: Sangat sedih, sehingga tidak enak makan dan minum. seperti dihiris dengan.
56. Air diminum terasa duri, nasi dimakan terasa sekam.
Maknanya: Sangat sedih, sehingga tidak enak makan dan minum.
57. Air ditetak tiadakan putus.
Maknanya: Dua orang yang bersaudara tidak dapat dipisahkan oleh perselisihan.
58. Air gedang menghanyutkan (gedang - besar).
Maknanya: Orang yang pendiam itu biasanya berilmu dan dapat melakukan pekerjaan yang besar-besar.
59. Air jernih, ikannya jinak.
Maknanya: Negeri yang aman dan teratur, rakyatnya berbudi bahasa.
60. Air keruh, limbat keluar.
Maknanya: Negeri yang huru-hara, orang jahat mencari keuntungan.
61. Air lalu kubangan tohor (tohor - dangkal, kering).
Maknanya: Penghasilan tidak cukup, habis bulan habis gaji.
62. Air laut hijau siapa celup?
Maknanya: Kemegahan dan kemewahan tidak payah diheboh-hebohkan.
63. Air mata jatuh ke dalam.
Maknanya: Berdukacita dengan diam-diam.
64. Air mata jatuh ke perut.
Maknanya: Berdukacita dengan diam-diam.
65. Air mudik sungai, semua teluk diranai (ranai - jalani (boleh jadi ranahi).
Maknanya: Orang pemboros berbelanja tanpa perhitungan.
66. Air orang disauk, ranting orang dipatah, adat orang diturut.
Maknanya: Hendaklah patuh kepada undang-undang negeri yang kita diami.
67. Air pun ada pasang surutnya, takkan pasang selalu dan surut senantiasa.
Maknanya: Nasib manusia tidak dapat ditentukan.
68. Air sama air menjadi satu, sampah ke tepi juga.
Maknanya: Jangan ikut campur dalam perselisihan orang bersaudara, apabila mereka berbaik kembali, kita akan tersisih ke tepi.
69. Air setitik dilautkan, tanah seketul digunungkan. Maknanya: Membesar-besarkan perkara yang kecil.
70. Air surut kapar hilir bersama, air pasang ia tersangkut.
Maknanya: Di dalam usaha yang tidak menguntungkan, diajak bersama-sama, dan apabila usaha itu berhasil, ditinggalkan.
71. Air susu dibalas dengan air tuba.
Maknanya: Kebaikan dibalas dengan kejahatan.
72. Air tawar secawan dituangkan ke dalam laut, takkan dapat menghilangkan masinnya.
Maknanya: Pertolongan yang sedikit tidak dapat meringankan beban kesengsaraan yang besar.
73. Air tenang menghanyutkan.
Maknanya: Orang yang pendiam itu biasanya berilmu dan dapat melakukan pekerjaan yang besar-besar.
74. Air tuba dibalas dengan air susu.
Maknanya: Kejahatan dibalas dengan kebaikan.
75. Air yang jernih, sayak yang landai (sayak - tempurung kelapa).
Maknanya: Segala sesuatu berlaku dengan adil dan benar.
76. Air yang keruh-keruh kerak, alamat buaya di hulunya (keruh-keruh kerak - tiada jernih).
Maknanya: Daripada perkataan dapat dimaklumi niat di dalam hati.
77. Air yang tenang, jangan disangka tiada berbuaya. Maknanya: Orang yang diam jangan disangka pengecut.
78. Akal akar berpulas tak patah.
Maknanya: Orang yang pandai, takkan mudah kalah dalam perdebatan.
79. Akal labah-labah, di gua buruk suka merakut (merakut - memasang jaring).
Maknanya: Orang jahat yang suka menipu orang.
80. Akal sebagai makan nasi lecek.
Maknanya: Fikiran seperti anak-anak.
81. Akal tak sekali datang, runding (fikiran) tak sekali tiba.
Maknanya: Segala sesuatu tidak selesai sekali gus melainkan beransur-ansur.
82. Akan dijadikan tabuh, singkat; akan dijadikan gendang , berlebih.
Maknanya: Ilmu pengetahuan yang serba tanggung.
83. Akan memikul tiada berbahu, akan menjunjung kepala luncung.
Maknanya: Tiada berdaya mengerjakan sesuatu pekerjaan, kerana tiada berilmu atau tidak berwang.
84. Akan mengaji, surat 'lah hilang; akan bertanya, guru 'lah mati.
Maknanya: Dalam keadaan yang serba salah.
85. Akan pembasuh kaki (tangan).
Maknanya: Hadiah kepada orang yang berjasa.
86. Akan surut, air 'lah besar; akan lalu, jalan 'lah semak.
Maknanya: Dalam keadaan yang serba salah.
87. Akar terjumbai tempat siamang berpegang, dahan mengajur tempat tupai menegun (jumbai - rumbai; menegun - berhenti sebentar).
Maknanya: Daripada keterangan, orang dapat mengetahui salah atau benarnya perbuatan seseorang.
88. Akik disangka batu (akik - Sejenis batu berwarna).
Maknanya: Sesuatu yang menghina.
89. Aku alah engkaulah menang.
Maknanya: Tidak mahu mengaku kalah.
90. Aku alah, engkau tak menang.
Maknanya: Orang bodoh yang tak mahu mengakui kekalahannya.
91. Aku nampak olah (olak), kelibatmu sudah kutahu (olah - tingkah laku; kelibat - tabiat).
Maknanya: Kerana tingkah laku, maksudnya ketahuan.
92. Alah bisa, tegal biasa.
Maknanya: Apabila telah biasa melakukannya, maka tiada terasa lagi kesukarannya; pengalaman praktis lebih baik daripada teori.
93. Alah di rumpun betung.
Maknanya: Kekalahan yang belum memuaskan hati kepada pihak yang kalah.
94. Alah limau oleh benalu (benalu - tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di pohon lain).
Maknanya: Orang yang lama dialahkan oleh orang yang baru.
95. Alah mahu, bertimbang enggan; cungkil merih akan pembayar (merih - pembuluh nafas).
Maknanya: Tidak menepati janji dan menentang balik orang yang diberinya janji itu.
96. Alah membeli, menang memakai.
Maknanya: Barang yang baik memang mahal, tetapi dapat lama dipakai.
97. Alah menang tak tahu, bersorak boleh.
Maknanya: Tidak berpihak ke mana-mana dalam sesuatu perlawanan.
98. Alah pinta dibuat sempena.
Maknanya: Biar bagaimanapun diharapkan, kalau bukan hak tidaklah diperoleh.
99. Alah sabung, menang sorak.
Maknanya: Biarpun kalah, tetapi masih tetap tinggi juga cakapnya.
100. Alang berjawab, tepuk berbalas (alang - pemberian, hadiah).
Maknanya: Baik dibalas dengan baik, jahat dibalas dengan jahat.
101. Alang dijawat, tepuk dibalas.(alang - pemberian, hadiah).
Maknanya: Baik dibalas dengan baik, jahat dibalas dengan jahat.
102. Alang-alang berdakwat, biarlah hitam (alang-alang - tanggung-tanggung).
Maknanya: Berbuat sesuatu jangan kepalang tanggung.
103. Alang-alang berminyak, biar licin.
Maknanya: Berbuat sesuatu jangan kepalang tanggung.
104. Alang-alang menyeluk pekasam, biar sampai ke pangkal lengan.
Maknanya: Kalau sudah terlanjur jahat, biarlah diperoleh hasil daripadanya.
105. Alangkan elok berbini tua, perut kenyang pemanja datang.
Maknanya: Orang beristeri tua biasanya beroleh kesenangan kerana disayangi oleh isterinya.
106. Alim bagai katak di tepi air.
Maknanya: Orangnya alim (banyak ilmu) tetapi dia sendiri tidak mendapat faedah daripada ilmunya itu.
107. Alim biasa menghukum syarak.
Maknanya: Hanya orang yang alim saja yang boleh membuat hukum syarak.
108. Alpa negeri alah, sia-sia hutang tumbuh.
Maknanya: Alpa dan lalai mengakibatkan bencana.
109. Alu pencungkil duri.
Maknanya: Tak mungkin dilakukan; pekerjaan yang sia-sia.
110. Alur bertempuh, jalan berturut.
Maknanya: Dilakukan menurut adat yang biasa.
111. Amak berlela, amak berupa (amak - terlalu banyak).
Maknanya: Banyak tabiat, banyak olehnya.
112. Ambil pati, buangkan ampas.
Maknanya: Yang baik dipakai, yang tak baik dibuang.
113. Amra disangka kedondong (Amra - Sejenis mangga). Maknanya: Sesuatu yang baik disangka buruk, hanya kerana melihat rupanya sama dengan yang buruk.
114. Anak anjing takkan menjadi anak musang jebat. Maknanya: Orang yang tidak berilmu tidaklah mungkin mendapat kedudukan baik.
115. Anak ayam kebasahan bulu.
Maknanya: Gelisah resah; menjijikkan.
116. Anak badak dihambat-hambat.
Maknanya: Sengaja mencari bahaya (kesukaran dan sebagainya).
117. Anak baik, menantu molek.
Maknanya: Sangat berbahagia.
118. Anak di riba diletakkan, kera di hutan disusui.
Maknanya: Urusan sendiri ditinggalkan kerana mementingkan urusan orang lain.
119. Anak dipangku dilepaskan, beruk di hutan disusukan.
Maknanya: Urusan sendiri ditinggalkan kerana mementingkan urusan orang lain.
120. Anak harimau diajar makan daging.
Maknanya: Orang yang zalim diberi perangsang untuk membuat aniaya.
121. Anak harimau jangan diajak bertampar, ingat-ingat kukunya.
Maknanya: Jangan mencari musuh dengan orang yang lebih kuat dan lebih persediaan alat senjatanya.
122. Anak harimau jangan dibela pelihara.
Maknanya: Jangan berbuat baik dengan orang yang suka berbuat jahat.
123. Anak harimau takkan menjadi anak kambing.
Maknanya: Orang yang berani takkan penakut.
124. Anak ikan dimakan ikan, tahu makan tahu simpan. Maknanya: Jikalau tahu membuat sesuatu kerja, hendaklah tahu menyimpan rahsianya.
125. Anak kambing takkan menjadi anak harimau.
Maknanya: Orang yang pengecut tetap pengecut.
126. Anak kandung ditimang-timang, anak tiri ditengking-tengking.
Maknanya: Kaum keluarga sendiri dilebihkan daripada orang asing, atau rakyat sendiri lebih diutamakan daripada orang dagang.
127. Anak kera hendak diajar memanjat.
Maknanya: Hendak mengajar orang yang sudah ahli.
128. Anak kucing menjadi harimau.
Maknanya: Orang miskin menjadi kaya, atau rakyat biasa menjabat pangkat tinggi dalam pemerintahan.
129. Anak kuda bulu kasap.
Maknanya: Anak muda yang riang gembira.
130. Anak kunci jahat, peti derhaka.
Maknanya: Suami yang jahat, lambat-laun akan ditentang oleh isterinya.
131. Anak orang, anak orang juga.
Maknanya: Kalau bukan hak kita tidaklah ada gunanya.
132. Anak seorang, menantu malim.(malim - ahli agama) Maknanya: Sangat berbahagia.
133. Anak seorang, penaka tidak (penaka - boleh dipandang sebagai; semisal, seumpama).
Maknanya: Mempunyai barang hanya sebuah saja.
134. Anak sungai lagi berubah, inikan pula hati orang. Maknanya: Pendirian yang tidak tetap.
135. Angan lalu, faham tertumbuk.
Maknanya: Sesuatu hal yang banyak halangannya; kemahuan ada tetapi tidak berdaya.
136. Angan-angan menerawang langit.
Maknanya: Selalu mencita-citakan segala sesuatu yang tinggi.
137. Angan-angan mengikat tubuh.
Maknanya: Besusah hati kerana memikirkan perkara yang bukan-bukan.
138. Angguk enggan, geleng ia.
Maknanya: Lain di mulut, lain di hati.
139. Angguk enggan, geleng mahu, unjuk tidak diberikan. Maknanya: Lain di mulut, lain di hati.
140. Anggup-anggip bagai rumput di tengah jalan (anggup-anggip - terkulai-kulai).
Maknanya: Hidup yang serba susah.
141. Angin berputar, ombak bersabung.
Maknanya: Perkara yang amat sulit.
142. Angin bersiru, kami tahu.
Maknanya: Sudah tahu akan niat seseorang (bersiru - beralih tujuan).
143. Angin bersiru, ombak bersabung.
Maknanya: Perkara yang amat sulit.
144. Angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat digenggam.
Maknanya: Berita-berita yang buruk tak dapat disembunyikan, kelak akan tersiar juga.
145. Angkat batang keluar cacing gelang-gelang.
Maknanya: Berpenat-penat mengerjakan pekerjaan orang yang tinggal terbengkalai, tetapi suatu faedah pun tidak diperoleh daripadanya.
146. Angkuh terbawa, tampan tertinggal.
Maknanya: Baik rupanya, tetapi buruk sikapnya.
147. Angus (hangus) tiada berapi, karam tiada berair. Maknanya: Menderita kesusahan kerana kematian atau kehilangan kekasih.
148. Anjing bercawat ekor.
Maknanya: Pergi atau menghindar kerana malu dan sebagainya.
149. Anjing biasa makan tahi, jika tak makan mencium ada juga.
Maknanya: Orang yang biasa berbuat jahat, sekali-sekala teringat juga akan mengulangnya lagi.
150. Anjing dengan tahi, tidak makan atau menjilat, tetapi mencium ada juga.
Maknanya: Orang yang biasa berbuat jahat, sekali-sekala teringat juga akan mengulangnya lagi.
151. Anjing diberi makan nasi takkan kenyang.
Maknanya: Sia-sia memberi basihat yang baik kepada orang jahat.
152. Anjing ditepuk menjungkit ekor.
Maknanya: Orang hina apabila dihormati, sombonglah jadinya.
153. Anjing galak, babi berani.
Maknanya: Bertemu lawan yang sepadan; berani sama berani, keras sama keras.
154. Anjing itu, kalau dipukul sekalipun, berulang juga ia ke tempat bangkai yang banyak tulang.
Maknanya: Orang yang tamak, sekalipun dikata-katai, namun ia tidak akan malu.
155. Anjing itu, meskipun dirantai dengan rantai emas, nescaya berulang-ulang juga ia ke tempat najis.
Maknanya: Orang jahat, biarpun diberi kesenangan, namun kalau mendapat kesempatan akan diulangnya juga perbuatan jahatnya itu.
156. Anjing kepada orang, raja kepada kita.
Maknanya: Buruk baik anak sendiri juga.
157. Anjing menyalak bukit, takkan runtuh.
Maknanya: Orang baik yang dicela oleh orang jahat, tentu tidak akan binasa kebaikannya.
158. Anjing menyalak di ekor (dipanjat) gajah.
Maknanya: Orang lemah (hina) mencuba hendak melawan orang yang berkuasa, tentulah perbuatannya itu sia-sia saja.
159. Anjing terpanggang ekor.
Maknanya: Mendapat kesusahan besar sehingga tak tentu tingkah lakunya, meminta pertolongan ke sana ke mari.
160. Anjing tiada bercawat ekor.
Maknanya: Sesuatu yang hina dan tiada berguna.
161. Anjur surut bak bertanam.
Maknanya: Tipu muslimat dalam melakukan pekerjaan.
162. Antah berkumpul sama antah, beras bersama beras.
Maknanya: Setiap orang selalu mencari orang yang sama derajat (darjat, pangkat ataupun kedudukan) dengannya.
163. Antan patah, lesung hilang.
Maknanya: Kemalangan yang bertimpa-timpa.
164. Antara dua tengah tiga.
Maknanya: Sakit hampir mati.
165. Apa boleh buat, nasi sedap menjadi tawar.
Maknanya: Susah hati dapat mengubah perangai seseorang.
166. Apa boleh buat, sakit menimpa sesal terlambat.
Maknanya: Sudah terlanjur, tak dapat diubah lagi.
167. Apa digaduhkan: pengayuh sama di tangan, perahu sama di air.
Maknanya: Tidak takut menghadapi lawan apabila sama-sama mempunyai kebolehan.
168. Apa guna bunga ditanam, jika tidak diberi kumbang menyerinya.
Maknanya: Apa guna anak perempuan, jika tidak diberi bersuami.
169. Apa gunanya bulan terang di dalam hutan, jikalau di dalam negeri betapa baiknya.
Maknanya: Tidak berfaedah menunjukkan kepandaian kepada orang-orang yang tidak dapat menghargainya.
170. Apa gunanya merak mengigal di hutan (mengigal - menegakkan dan membentangkan bulu ekor).
Maknanya: Tidak berfaedah menunjukkan kepandaian kepada orang-orang yang tidak dapat menghargainya.
171. Apa kepada kukur, nyiur juga yang binasa.
Maknanya: Memang mudah menyuruh berbuat begini begitu, tetapi yang sukar ialah yang mengerjakannya.
172. Apa kurang pada belida, sisik ada tulang pun ada. Maknanya: Cukup mempunyai segala yang diperlukan.
173. Apa payahnya menawakkan (menaupkan) bibir atas bawah.(menawakkan - menggerakkan).
Maknanya: Mudah menyebut, tetapi susah mengerjakannya.
174. Apa payahnya menggoyangkan lidah saja.
Maknanya: Banyak janji tetapi tidak ditepati.
175. Apa peduli pada kukuran, nyiur juga yang akan habis.
Maknanya: Memang mudah menyuruh berbuat begini begitu, tetapi yang sukar ialah yang mengerjakannya.
176. Apa sakit berbini janda, anak tiri boleh disuruh.
Maknanya: Alasan yang berlawanan dengan maksud yang sebenarnya.
177. Apa tampangnya, itulah tumbuhnya (tampang - benih).
Maknanya: Hasil sesuatu pekerjaan itu menurut ukuran usaha yang kita kerjakan.
178. Apabila orang miskin menghendaki wang, dia mendapat anak; apabila orang kaya menghendaki anak, dia mendapat wang.
Maknanya: Hasil yang berlawanan dengan keinginan; lain yang dihajati lain yang diperoleh.
179. Apabila tumbuh-nyiur itu patah, tumbuh-nyiur juga akan gantinya (tumbuh-nyiur - tunas bibit kelapa).
Maknanya: Ganti yang hilang mestilah yang sama pula.
180. Apakah gunanya kemenyan disimpan sebesar tungku, kalau tidak dibakar.
Maknanya: Kepandaian hendaklah diajarkan kepada orang lain, kerana kalau disimpan ia akan hilang begitu saja.
181. Apakah gunanya memasang dian (pelita) di tengah hari, jika malam alangkah baiknya.
Maknanya: Perkara yang sudah diketahui orang tak perlu diterangkan lagi.
182. Apalagi sawa, ia berkehendakkan ayamlah!
Maknanya: Orang yang suka mencari barang-barang yang digemarinya.
183. Apalagilah, pemakan berulam bertemu pucuk!
Maknanya: Orang yang bertemu dengan barang kesukaannya.
184. Api dengan air, alangkah bezanya.
Maknanya: Jahat dengan baik amat jauh bezanya.
185. Api itu, tatkala kecil menjadi kawan, apabila besar menjadi lawan.
Maknanya: Kejahatan yang sedikit itu hendaklah lekas diperbaiki supaya jangan sampai melarat.
186. Api kecil baik dipadam.
Maknanya: Basmilah kejahatan itu semasa ia kecil lagi.
187. Api makan sekam.
Maknanya: Perbuatan jahat atau rindu dendam yang tersembunyi.
188. Api nan tak kunjung padam (kunjung - segera;lekas).
Maknanya: Semangat yang hidup selama-lamanya.
189. Api padam puntung berasap (puntung - sisa kayu api yang dibakar).
Maknanya: Perkara yang telah putus, tetapi ditimbulkan kembali.
190. Api padam puntung hanyut, kami tidak di situ lagi.
Maknanya: Cerita yang sudah tamat; benar-benar sudah selesai.
191. Apung di tengah lautan; dipukul ombak, sekejap ke tengah sekejap ke tepi.
Maknanya: Orang dagang yang melarat hidupnya.
192. Ara tak bergetah.
Maknanya: Suatu perkara yang mustahil.
193. Arang di dahi (di kening, di muka).
Maknanya: Mendapat malu.
194. Arang habis besi binasa.
Maknanya: Pekerjaan yang sia-sia.
195. Arang habis binasa, tukang hembus penat saja.
Maknanya: Pekerjaan yang sia-sia.
196. Arang itu, jika dibasuh dengan air mawar sekalipun, tiada akan putih.
Maknanya: Orang jahat, biarpun diberi kesenangan, namun kalau mendapat kesempatan akan diulangnya juga perbuatan jahatnya itu.
197. Asal ada kecil pun pada.
Maknanya: Kalau tak ada banyak, sedikit pun cukup juga.
198. Asal ayam hendak ke lesung, asal itik hendak ke pelimbahan.
Maknanya: Tabiat orang tak mungkin berubah.
199. Asal ayam pulang ke lumbung, asal itik pulang ke pelimbahan.
Maknanya: Tabiat orang tak mungkin berubah.
200. Asal berinsang ikanlah.
Maknanya: Tidak memilih (pekerjaan, makanan, perempuan dan sebagainya).
201. Asal berisi tembolok senang hati.
Maknanya:Sudah cukup makan dan pakai maka senanglah hati.
202. Asal besi pengapak kayu, asal emas menjadi penduk (penduk - salut sarung keris).
Maknanya: Darjat seseorang dapat ditentukan pada sifat perangainya.
203. Asal ditugal, adalah benih (tugal - melubangi tanah kebun dengan kayu akan tempat menanam benih).
Maknanya: Sesuatu usaha tentu ada hasilnya.
204. Asal sabut terapung, asal besi tenggelam.
Maknanya: Untung-untungan; kalau bernasib baik tentu selamat, kalau bernasib malang tentu jatuh.
205. Asal selamat ke seberang, biar bergantung di ekor buaya. Maknanya: Sangat perlu akan pertolongan, betapa pun jua pertolongan itu akan diterimanya.
206. Asal terbang burunglah, asal berinsang ikanlah. Maknanya: Tidak memilih (pekerjaan, makanan, perempuan dan sebagainya).
207. Asam di darat ikan di laut, bertemu dalam belanga juga.
Maknanya: Perempuan dan lelaki, kalau sudah jodoh, bertemu juga akhirnya.
208. Asyik memangku tangan, mati dalam angan-angan.
Maknanya: Tak akan tercapai maksudnya, kalau tak mahu berusaha.
209. Atap rumbia perabung upih, rumah besar berdinding papan.
Maknanya: Barang yang baik dicampurkan dengan barang yang buruk.
210. Aur ditanam betung tumbuh.
Maknanya: Mendapat laba banyak dengan modal yang sedikit.
211. Aus telunjuk mencolek garam.
Maknanya: Hidup dalam kemiskinan.
212. Awak alah gelanggang usai.(usai - lengang).
Maknanya: Ditimpa kemalangan yang tak dapat diatasi lagi.
213. Awak hendak hilir, ia telah hanyut.
Maknanya: Cita-cita yang telah didahului oleh orang lain.
214. Awak kecil makan hendak banyak, sayap singkat terbang hendak tinggi.
Maknanya: Mengangan-angankan sesuatu yang tidak sepadan dengan kesanggupan diri sendiri.
215. Awak kurus daging menimbun.
Maknanya: Orang kaya yang berpura-pura miskin.
216. Awak sakit daging menimbun.
Maknanya: Besar belanja daripada pendapatan.
217. Awak tikus, hendak menampar kepala kucing.
Maknanya: Melakukan sesuatu yang mustahil.
218. Awak yang celaka, orang yang diumpat.
Maknanya: Dirinya sendiri yang bersalah (kerana kemalangan, kecelakaan, kekalahan dan sebagainya), orang lain pula yang disesalkan.
219. Awak yang payah membelah ruyung, orang lain yang beroleh sagunya (ruyung - batang pohon enau).
Maknanya: Orang lain yang bersusah payah, orang lain pula yang mendapat faedahnya.
220. Awal dibuat, akhir diingat.
Maknanya: Sebelum membuat sesuatu pekerjaan hendaklah difikirkan masak-masak supaya selamat pekerjaan itu.
221. Awal dikenal akhir tidak, alamat badan akan rosak.
Maknanya: Orang yang tak berhati-hati lakukan pekerjaannya (yang baiknya saja yang diingat) tentulah akhirnya akan menyesal dan kecewa.
222. Ayam baru belajar berkokok.
Maknanya: Baru cukup umur.
223. Ayam berinduk, sirih berjunjung.
Maknanya: Tiap-tiap yang lemah harus mendapat bantuan dan perlindungan.
224. Ayam berlaga sekandang.
Maknanya: Berkelahi dengan orang serumah.
225. Ayam beroga itu, kalau diberi makan di pinggan emas sekalipun ke hutan juga perginya (ayam beroga - ayam hutan).
Maknanya: Bagaimana senangnya di negeri asing, ingat juga kita akan negeri sendiri.
226. Ayam bertelur di atas padi, mati kelaparan.
Maknanya: Sangat menderita kesusahan meskipun bergaji besar (beristerikan atau bersuamikan orang kaya) atau hidup miskin di negara yang kaya dan makmur.
227. Ayam bertelur di atas padi.
Maknanya: Hidup senang dan mewah.
228. Ayam dapat, musang dapat.
Maknanya: Pencuri tertangkap, barang-barangnya pun tidak hilang.
229. Ayam ditambat disambar elang, padi di tangan tumbuh lalang.
Maknanya: Malang sekali; nasib yang buruk.
230. Ayam hitam terbang malam bertali ijuk, bertambang tanduk, hinggap di kebun rimbun.
Maknanya: Kejahatan (perkara dan sebagainya) yang dilakukan di dalam sulit, sukar diketahui.
231. Ayam itik, raja pada tempatnya.
Maknanya: Tiap-tiap orang ahli dalam urusannya masing-masing.
232. Ayam menang, kampuh (kampung) tergadai. (kampuh - kain selimut yang dirangkap daripada tiga helai kain)
Maknanya: Keberuntungan yang tidak ada faedahnya.
233. Ayam pulang ke pautan.
Maknanya: Sudah pada tempatnya.
234. Ayam putih terbang siang, hinggap di halaman, terang kepada mata orang banyak.
Maknanya: Perkara yang nyata mudah ketahuan.
235. Ayam seekor bertambang dua.
Maknanya: Gadis seorang, dua bujang yang ingin.
236. Ayam sudah patah, kalau-kalau dapat menikam. Maknanya: Orang yang telah jatuh melarat itu mungkin akan berubah nasibnya.
237. Ayam tak patuk, itik tak sudu.
Maknanya: Keadaan orang yang hina dalam masyarakat.
238. Ayam terlepas, tangan bau tahi.
Maknanya: Kejahatan yang tidak mendatangkan hasil, melainkan malu semata-mata.
239. Ayam terlepas, tangan tercirit.
Maknanya: Kejahatan yang tidak mendatangkan hasil, melainkan malu semata-mata.
240. Ayam tidur senang di dalam reban, musang yang susah beredar sekeliling.
Maknanya: Tidak senang melihat kebahagiaan orang.
241. Ayam yang tangkas di gelanggang.
Maknanya: Orang yang pandai berkata-kata di dalam majlis.
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
0 Pandangan:
Catat Ulasan